3 tahun Hoku dan Kyomo menjalani hubungan mereka sebagai kekasih. Tetapi setahun belakangan ini... Hoku sudah berubah. Ia yg awalnya selalu mencintai Kyomo dan menunjukkan segala kasih sayangnya telah berubah menjadi lelaki yg dingin.
Ia mengingat perkataan Hoku pada kencannya "Hei, maukah kau menungguku?"
"Hah, menunggu?"
"Sekarang ini, aku belum punya banyak hal yang bisa aku berikan padamu selain kasih sayang dan waktuku. Tetapi aku janji, aku akan berusaha keras dan mengumpulkan banyakkkkk uang agar bisa membelikan segala yang kamu mau." Ucap Hoku sambil tersenyum lebar. Kyomo yg mendengar hanya tertawa
"Baiklah, aku pegang ucapanmu. Pokoknya aku nanti mau nginep di hotel berbintang ya!"
"Mau nginep di hotel bintang 1, 3, 5 bakal aku kabulin. Bahkan bintang kejora pun aku ambilin kalau kamu mau." Kyomo tertawa lepas mendengar guyonan Hoku sambil mengistirahatkan kepala di pundak lelaki yg lebih tinggi.
Tetapi sekarang, kemanakah sosok Hoku itu?
Setiap kali Kyomo ingin bertemu dengan Hoku, ia selalu menolak dengan alasan sibuk dengan kuliah. Bahkan saat liburan pun Hoku enggan berbicara dengan Kyomo, mau itu lewat teks atau secara langsung. Jawaban yg ia berikan selalu singkat seperti menginginkan percakapan tersebut segera berakhir.
Kyomo yg baru keluar dari kelasnya menatap langit dan menghela napasnya "Apakah dia sudah menemukan seseorang baru?" ia melirik ke bangku lapangan tempat mereka makan bersama.
Kyomo selalu membawakan Hoku makanan dan saling menyuapi. Dan tidak jarang Kyomo memberikan gelang buatannya sendiri untuk Hoku. Semua luka bakar dari memasak, pisau, dan lem tembak semuanya terasa sepadan melihat senyuman besar Hoku saat ia mencoba masakan buatannya, serta gelang beads couple darinya.
Sekarang Kyomo sudah tidak pernah melakukan itu. Hoku enggan untuk bicara padanya. Bahkan sekedar bertemu pun sulit. Tidak sekali dua kali Kyomo menunggu di bangku tersebut dengan makanannya yang dingin sendirian. Ketika matahari terbenam, Ia menunggu Hoku yg tak kunjung datang.
Kyomo mengingat hari² itu "Aku tidak tahu apa yang salah, masakanku terasa berbeda, masakan ini terasa lebih enak ketika bersama Hoku."
Drrttt...
"Halo Juri ada apa?"
"Kyomo, apa akhirnya kamu akan berbicara sama Hoku?"
"Hmmm...aku akan menunggu di depan kelasnya agar ia tidak bisa menghindar."
■■■
Kyomo menunggu Hoku keluar dari kelasnya. "Hoku!" lelaki yg dipanggil menengok ke sumber suara. "Kyomo? Ada apa?"
"Aku perlu berbicara denganmu sebentar."
"Maaf, tetapi aku ada urusan." Kyomo menahan Hoku yg hendak pergi "Tidak. Aku bolos hanya untuk berbicara padamu."
"Baiklah, 5 menit."
■■■
Mereka sekarang berada di salah satu ruang kosong dengan Kyomo yg kesulitan mengeluarkan kata² dari mulutnya. "Jadi...Ho-Hoku. Aku- maksudku kamu- eh bukan."
"Kyomo, jika kau akan seperti ini kamu hanya membuang-buang waktuku." Hoku pun hendak keluar sebelum ucapan Kyomo menghentikannya
"Apa kamu sudah tidak mencintaiku?" Hoku berbalik dengan muka datarnya.
"Apa kamu sudah muak denganku?"
Hoku mengerutkan dahinya "Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?"
"Setahun belakangan ini sikapmu berubah. Kapan terakhir kali kita berbicara 4 mata seperti ini? Aku bahkan harus bolos 1 kelas untuk mendatangimu hanya untuk berbicara, berhentilah menghindariku. Jika kamu sudah tidak mencintaiku. Kamu bisa berterus terang padaku."
Hoku terdiam beberapa saat sedangkan Kyomo memejamkan matanya menunggu balasan Hoku.
"Bagaimana jika kita putus? Aku rasa itu adalah pilihan terbaik."
Mata Kyomo mulai berkaca-kaca. Ia tidak percaya dengan hal yg ia dengar. Tapi mengingat sikap Hoku belakangan ini yg berubah drastis. Ia tersenyum kepada Hoku sambil menitiskan air mata. Seketika suasana lorong menjadi hening, sebelum Kyomo menarik napas dan tersenyum
"Ternyata kau sudah tidak mencintaiku. Kalau begitu, aku tidak bisa apa-apa kan. Aku tidak ingin egois, aku tahu dirimu adalah seorang pekerja keras yang ambisius yang sejak dahulu mempunyai mimpi-mimpi besar. Aku tidak bisa melepaskanmu, tetapi aku tahu ada hal lebih penting yang ingin kau capai, dan aku tak mau menghalangimu."
"Tiga tahun terakhir ini adalah tiga tahun terindah dalam hidupku karena aku akhirnya menemukanmu. Terima kasih, terima kasih banyak atas segalanya."
"Maaf." Hanya itu kata yang keluar dari Hoku sebelum ia berjalan menjauh dari Kyomo. Kyomo sangat ingin menghentikan Hoku untuk bertanya padanya... "Mengapa? Bukankah dulu kita baik² saja? Apa ini salahku? Apa aku membuat kesalahan?"
Tetapi ia tidak memiliki keberanian. Kakinya enggan mengambil langkah untuk mendekat pada sosok yg menjauh dari pandangannya.
Suaranya terpendam dan tertelan dalam tenggorokannya. Ketakutan menahan dirinya dari keinginan untuk mengetahui alasan hubungan mereka menjadi begitu rapuh dan akhirnya pecah.
"Lebih baik aku tidak mengetahui alasannya kan? Tapi...aku tidak ingin kehilangannya...bagaimana jika hal tersebut masih bisa aku perbaiki. Bagaimana jika...jika aku..."
Kyomo berlari keluar kelas melihat Hoku yg masih berjalan di sepanjang lorong kosong tersebut. "Berhenti...kumohon berhenti. Jangan pergi dariku." Ia mengulang kata² tersebut di kepalanya.
Berharap bahwa Hoku akan kembali padanya dan memeluknya. Mengharapkan Juri akan keluar dari salah satu pintu dan berteriak kalau ini hanyalah guyonan semata.
Tetapi tidak. Kyomo mematung melihat lelaki itu menghilang dengan air mata mengering di pipinya.
"Sepertinya kita benar² berakhir."
■■■
6 bulan kemudian
Awal hari setelah hubungan mereka berakhir, Kyomo kesulitan untuk berkonsentrasi tanpa memikirkan bahwa ia telah melakukan kesalahan sehingga Hoku sudah tak ingin lagi bersama. Dan dengan bantuan teman² di sisinya.
Keadaan Kyomo hari ke hari mulai membaik. Mereka membantu Kyomo menyembunyikan hpnya agar ia tidak dapat menelepon Hoku, dan mengganti beberapa password akun sosial media Kyomo agar ia tidak dapat mengstalk Hoku.
Tetapi kebiasaan yg terukir dalam dirinya ketika bersama Hoku masih melekat. Kyomo tanpa sadar membuat bekal makanan yg tidak bisa ia habiskan karena biasa ia bagi dengan Hoku. Serta kegiatan mencuci piring bersama, ia yg mencuci, Hoku yg mengelap.
Secara tidak sengaja Kyomo sering mengoperkan piring basah ke sebelahnya yg akhirnya pecahan piring tersebut melukai kakinya. Jarinya yg berdarah tak membuat Kyomo bergerak, namun rasa sakit dari realita membawakan sayatan dalam hatinya.
■■■
2 tahun kemudian...
Kyomo pulang mendapati kardus yg lumayan besar di depan pintu kosnya. Disitu tertera nama pengirim adalah Matsumura Hokuto.
Kyomo langsung masuk ke kamarnya dan ia ragu untuk membuka kotak tersebut. Tidak lama ini dia baru move on dari sosok Hoku, dan sekarang yg ia dapati adalah paket dari mantannya.
Kyomo memberanikan diri untuk membuka kotak tersebut. Disitu terdapat buku yg terlihat seperti jurnal dan surat di luarnya. Ia mulai membaca surat yg tertulis dalam ketikan
Hai Kyomo. Jika kamu menerima surat ini. Berarti aku telah tiada. Sebelum kamu panik dan meneleponku. Aku akan menjelaskan semuanya padamu.
Saat itu profesorku meminta DNA dari setiap murid untuk salah satu percobaan kelas. Dan ia menemukan semacam virus genetika di dalam DNA-ku. Mereka bilang bahwa virus itu cukup ganas dan blm pernah ia temui sebelumnya.
Mereka menawariku tempat tinggal dan perawatan di salah satu rumah sakit khusus agar mereka dapat mengobati serta mempelajari virus genetika tersebut lebih dalam.
Setelah mempelajari virus tersebut. Mereka mengetahui risiko dan dampak yg akan terjadi pada tubuhku dalam waktu dekat. Saat itulah aku mulai menjauhimu... aku pikir dengan begitu, perpisahan yg akan kita hadapi akan menjadi lebih mudah tetapi... aku salah.
Di sana, mereka memberiku jurnal. Aku mulai menulis kegiatanku sehari-hari agar suatu saat aku dapat kembali padamu dan menceritakan pengalamanku disini. Karena salah satu akibat dari virus ini adalah hilangnya memori secara perlahan. Oleh karena itu di jurnal ini akupun menulis kenangan² ku bersamamu yg ingin kusimpan selamanya.
Setelah ini pun. Tolong jangan berhenti mencintai orang lain. Tolong jangan merasa bersalah padaku dan menutup hatimu.
Lelaki yg akan mencicipi masakanmu, ia akan menjadi lelaki paling beruntung di dunia. Lelaki yg akan kau berikan gelang beads berwarna cokelat akan menjadi lelaki paling bahagia di dunia. Lelaki yg setiap malam akan mengelap piring di sampingmu akan menjadi lelaki yg mencintaimu dan memberikanmu kasih sayang yg tidak dapat aku lakukan.
Air mata membasahi kertas tersebut dengan Kyomo yg terduduk di lantai. Penyesalan, kesedihan, dan kepedihan serasa membentuk pedang tajam yg menusuk hatinya.
Ia pun membuka jurnal tersebut dan menghabiskan sepanjang harinya membaca sembari menangis dan tertawa. Ia membaca pengakuan² Hoku yg bilang telur dadarnya terlalu asin. Anniversary² yg mereka rayakan bersama. Dan sampailah Kyomo ke bagian Hoku dan pengalamannya di rumah sakit.
Hoku menulis bahwa dokter² disini ramah dan memberikannya fasilitas yg nyaman. Kyomo menyadari bahwa tulisan Hoku lama kelamaan semakin berantakan. Ia akhirnya dapat mengetahui alasan tersebut dari salah satu halaman yg bertulis
[7 Desember 2020]
Aku mulai kehilangan indra penglihatan dan otot tanganku mulai tidak bekerja. Ya ampun bahkan anak TK dapat menulis lebih baik dariku. Sepertinya untuk halaman berikutnya aku harus meminta tolong Suster Ogawa untuk menuliskannya untukku.
Kyomo tersenyum dengan air matanya yg tidak berhenti turun. Ia lanjut membaca dan melihat 1 halaman dengan tulisan tangan yg berbeda.
[18 Maret 2021]
Kyomo, kalau kamu peka. Kamu pasti sadar tulisan tangannya berbeda kan? Iya aku meminta tolong Suster Ogawa untuk menuliskan jurnalnya. Tanganku semakin sulit digerakkan, bahkan untuk mengangkat jari telunjukku butuh perjuangan yg cukup keras. Hmm...aku ingin cepat² bertemu denganmu lagi.
Kyomo yg lanjut membaca tanpa sadar mulai mengantuk dan kelopak matanya memberat hingga akhirnya ia tertidur dalam senyum dan kristal air mata di pipinya.
■■■
"Eunghhh..." Kyomo mengstretching badannya sambil menguap dan melihat jam. "Untung weekend." Kyomo tanpa sadar melihat tanggalan di bawah jamnya. "Sebentar lagi tanggal 21 Agustus 2021...jika kami masih bertahan hubungan kami bisa langgeng 5 tahun."
Kyomo pun mandi dan membaca kembali jurnal milik Hoku sambil memakan mie.
[5 April 2021]
Sebentar lagi aku akan masuk ke ruang operasi. Aku kurang tahu detailnya tetapi sepertinya mereka akan membedahku? Aku tidak yakin. Dokter bilang ini dapat menjadi salah satu stepping stone atau kesalahan fatal. Aku? Tentunya aku setuju untuk menjalani operasi itu. Aku ingin segera keluar dari sini dan melihatmu tersenyum. Meminta maaf atas segala perlakuanku, aku ingin melihat senyum itu mekar di wajahmu. Oh god your smile is really beautiful, Kyomoto.
Setelah itu...jurnal tersebut hanya menampilkan kertas² kosong. Kenapa ia berhenti menulis? Hari ini tanggal 19 Juli. 3 bulan terakhir ini seharusnya dia masih bisa meninggalkan tulisan berpuluhan halaman. Tapi mengapa...ia berhenti.
*Tok tok tok
"Permisi."
Kyomo yg sedang melamun tersadar dari suara perempuan di depan pintunya.
Kyomo membukakan pintu kepada perempuan berbaju formal putih dan blouse biru. Perempuan tersebut sedikit terkejut dengan penampilan Kyomo dengan mata membengkak dan kantung mata yg lumayan gelap.
Walaupun sudah mandi wajah Kyomo terlihat sedikit pucat dan kelelahan. Wanita itu melirik ke belakang Kyomo dan mendapati lampu belajar Kyomo yg masih menyala menyinari buku berwarna biru navy yg nampak tidak asing baginya.
"Jika anda sudah membaca jurnal milik Matsumura. Perkenalkan nama saya Ogawa Ayane, anda mungkin mengenal saya sebagai Suster Ogawa. "
[TO BE CONTINUED]